Sunday, August 9, 2020

Di ujung pengharapan

Haruskah ku menjadikan mu seperti senja biarkan tengelam bersama kegelapan lalu ku biarkan senyuman menghantarkan mu menghilang tanpa perlu berharap kau akan kembali lagi membawa kegelapan

atau..........

Haruskah ku menjadikan mu seperti pelangi yang bisa datang semaumu membawa keindahan hanya sesaat tiba-tiba menghilang dan ku harus menunggu kapan kau akan kembali lagi ? 

Sampai kapan ? ada jawaban yang bukan hanya sebuah kata yang selalu terucap tanpa pembuktian. kau ada sebagai janji namun tak ada dalam kenyataan seakan lenyap dalam kehidupan tapi berwujud janji, sampai kapan ada kata menunggu, sampai kapan kau melontar kata hingga ke awan-awan bahkan ke langit hingga angin saja begitu indah menghemparkannya. dan membuat diri ini menjadi bodoh yang mengikuti sejuknya hemparan angin yang berhembus hingga waktu terlewat ku masih dalam kata menunggu. 

langkah pun seakan-akan enggan untuk melangkah hati tak mampu meyakinkan diri ini bahwa akan ada sosok lagi seperti mu yang menjadi impianku. yang membuat langkah terhenti dengan kata menunggu. dan bahkan enggan untuk menempati ruangan baru atau hanya sekedar mampir berada didalamnya.

Jangan lunturkan percaya, jangan patahkan sebuah harapan dalam sebuah rasa yang telah lama bertahan .

Ku percaya akan janji yang selalu ku antarakan dalam doa yang selalu menjadi penguatku.

Di penghujung harapan mungkin saat ini k sedang bertanya tentang sebuah janji yang menjadi nyata atau hanya menjadi sebuah harapan dalam kepalsuan. Hingga kata lelah perlahan lahan mengikis kata sabar dalam menunggu dan akhirnya kata melepaskan  menghapus segala penantian dalam pengharapan.  

Di penghujung harapan. Harapan telah lama tinggal didalam hati yang berharap berhari,berbulan bahkan bertahahyb tahun lamanya. Kini saat sabar itu telah berada dititik lelah. Harapan telah berada pada titik menyerah. 














No comments:

Post a Comment